JurnalTaroa adalah jurnal double-blind peer-review dan open-access tentang Pengabdian Masyarakat. Fokus jurnal ini membahas masalah studi akademik terutama berkaitan dengan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Pelatihan, Loka Karya, Workshop, FGD, maupun dalam bentuk Bimbingan Teknis (BIMTEK) lainnya.
KLATEN - Kelompok relawan Santri Dukung Ganjar SDG menggelar pelatihan pertanian dengan metode tanam hidroponik bersama ibu-ibu Majelis Taklim Pucang di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan pelatihan pertanian dengan metode tanam hidroponik tersebut dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus mengasah keterampilan bertani para ibu-ibu. Pascapelatihan ini, diharapkan emak-emak anggota majelis pengajian taklim bisa menumbuhkan jiwa usaha mereka melalui penerapan pertanian metode hidroponik. Kordinator Wilayah SDG Jateng, Gus Mukti Abdul Jabir, mengatakan kegiatan tersebut untuk melatih para ibu-ibu agar bisa membantu perekonomian keluarga dengan melakukan wirausaha berbasis pertanian. "Pelatihan ini agar para ibu-ibu di desa ini bisa membantu perekonomian keluarga, sekaligus bisa berkontribusi bagi lingkungan di sekitarnya dengan memaksimalkan lahan untuk menanam sayur-sayuran," ungkap Gus Mukti dalam siaran persnya, Selasa 6/6/2023. Dia menambahkan dalam pelatihan tersebut, loyalis Ganjar Pranowo itu juga menyampaikan pengenalan media tanam, penyakit tanaman hidroponik, hingga ke pemasaran produk hasil budi daya tanam hidroponik. Dia juga mengajarkan cara membuat nutrisi siap pakai untuk tanaman, kemudian dilakukan pindah tanam bibit ke instalasi hidroponik. "Tentunya awal dasar hidroponik adalah pembenihan dan pembibitan, cara budi daya yang baik dan benar, kemudian diakhiri dengan panen," tuturnya. Tidak hanya memberikan pelatihan pertanian hidproponik, Santri Dukung Ganjar Jateng juga membagikan ratusan benih ikan, bibit sayur, hingga pakan ikan. Selain itu, di sela kegiatan tersebur mereka juga memperkenalkan sosol Ganjar Pranowo kepada emak-emak majelis taklim tersebut. Eni Murniati salah satu perwakilan Majelis Taklim Pucang mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh SDG ini. Dia mengatakan kegiatan yang dilakukan ini tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat khususnya ibu-ibu. Menurut dia, ibu-ibu bisa mengetahui cara budi daya tanaman melalui sistem hidroponik "Kegiatan ini bisa sangat bermanfaat banget. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan," kata Eni seusai menerima bantuan bibit yang diberikan oleh SDG Jateng. * 1 tahun yang lalu / Hadirilah dan Syiarkanlah MAULID NABI MUHAMMAD SAW bersama MAJELIS TAKLIM KAUM IBU (MTKI) dan BADAN KONTAK MAJELIS TAKLIM (PP.BKMT) di Graha Alawiyah Komp. Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah, Hari Ahad, 22 Oktober 2022 / 26 Rabiul Awwal 1444 H. Pkl. 09.00 – 11.30 WIB

[PERIODE APRIL – DESEMBER 2010] APRIL 2010 Tanggal 18 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat Perdana Ibu-Ibu warga cluster Semeru untuk merumuskan berbagai kegiatan cluster yang dipimpin oleh Ibu Siti Sa’adah Ibu RT. Dari rapat tersebut dihasilkan beberapa kegiatan dan penanggungjawabnya. PROGRAM KEGIATAN IBU-IBU WARGA CLUSTER SEMERU DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN Program PKK dan Posyandu PJ, Ibu Ai Mama Ais dan Ibu Dewi Mama Reno Program Olah Raga PJ, Ibu Eka Mama Airin Program Majelis Ta’lim PJ, Ibu Ika Humas PJ, Ibu Siti Ibu RT dibantu dasawisma Arisan dan Kas RT PJ, Ibu Budi Tanggal 25 April 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 didakan rapat lanjutan dalam menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan, struktur tambahan, dan saran fokus awal materi hanya Pembahasan Majelis Ta’lim. JADWAL MAJELIS TA’LIM Semula Setiap Ahad sore dirubah menjadi Sabtu Sore Ba’da Ashar STRUKTUR TAMBAHAN MAJELIS TA’LIM Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Ningsih Sekretaris Ibu Lina Bendahara Ibu Budi USULAN MATERI Untuk awalan Ibu-ibu meminta membahas memperbaiki bacaan Al-Qur’an dan Ibadah, Pemateri menggunakan sumber daya yang ada, dan bila dana memungkinkan mengundang Ustadzah 1 bulan sekali. MEI 2010 Tanggal 1 Mei 2010, Pengajian perdana Majelis Ta’lim Semeru dirumah Ibu Ika – HH15 dengan kegiatan Ta’aruf/Perkenalan Warga Baru dengan Kajian “KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN” diisi oleh Bu Ika Tanggal 8 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Martuti – HD06 diisi oleh Ibu Ika dengan Kajian “TADARRUS AL’QUR’AN “ Tanggal 15 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Yanti – HC 27 diisi oleh Ibu Ika dengan kajian “FADHILAH DO’A DAN ADAB BERDO’A” Tanggal 22 Mei 2010, Pengajian dirumah Ibu Eka/Mama Airin – HI14 diisi oleh Ibu Lina dengan kajian “ADAB ANAK TERHADAP ORANGTUA” Tanggal 29 Mei 2010, Pengajian rutin diganti Tasyakuran dirumah Ibu Nur – HE06 dan disampaikan jadwal pengajian pekanan. PROGRAM KERJA Minggu ke 1 Kajian Tahsin – Tilawah, oleh Bu Lina Minggu ke 2 Kajian Al Qur’an dan Hadits, oleh Bu Ika Minggu ke 3 Kajian Fiqh dan syari’ah, oleh Bu Lina Minggu ke 4 Kajian Aqidah, oleh Bu Ika Notes Ustadz/Ustadzah direncanakan tiap 3 bulan, yaitu Juli, September, dan Desember……. JUNI 2010 Tanggal 5 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Ani/Mama Ikhsan – HH11 dengan kajian “MUQODDIMAH ILMU TAJWID” diisi oleh Bu Ika. Tanggal 12 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Budi –HC28 dengan kajian “DOA SEPUTAR IBADAH” diisi oleh Ibu Ika 10. Tanggal 19 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Neni/Mama Riska-HH05 dengan kajian “FIQH THOHAROH” diisi oleh Ibu Lina. 11. Tanggal 26 Juni 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Wiwin – HK11 dengan kajian “IMAN KEPADA MALAIKAT” diisi oleh Ibu Ika JULI 2010 12. Tanggal 03 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Latifah/Mama Rafi – HJ22 dengan kajian “MAKHORIJUL HURUF” diisi oleh Ibu Lina 13. Tanggal 10 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Ningsih – HK16 dengan kajian “DOA-DOA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI” diisi oleh Ibu Ika, dan diumumkan program tambahan berupa Kajian AL QUR’AN bagi warga yang berminat menghafal Juz amma dan kajian tafsir singkat surat-surat dalam juz’amma. Program Kajian tambahan ini dilaksanakan setiap hari Jum’at jam – WIB. 14. Tanggal 17 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Amah – HI16 diisi oleh Ibu Lina 15. Tanggal 24 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Eva/Mama Raka-HC29 dengan kajian “IMAN KEPADA RASUL” diisi oleh Ibu Ika 16. Tanggal 25 Juli 2010, Undangan dari Majelis Taklim Grand Kahuripan diMushola Papandayan untuk membentuk kepengurusan majelis taklim se grand kahuripan. 17. Tanggal 31 Juli 2010, Pengajian dirumah Ibu Atih – HO02 dengan kajian “FIQH THOHAROH/WUDHU” diisi oleh Ibu Lina AGUSTUS 2010 18. Tanggal 7 Agustus 2010, Pengajian rutin diganti tasyakuran dirumah Mama Risma – HJ20 19. Tanggal 8 Agustus 2010, diadakan TARHIB RAMADHAN 1431 H bersama dengan Bapak-bapak di Mushola sementara semeru / Lapangan HC dengan menghadirkan pembicara Ustadz Nanang, Spd. 20. Selama bulan Ramadhan Pengajian rutin setiap sabtu LIBUR, sebagai gantinya diselenggarakan “TADARUS QUR’AN“ setiap hari waktu sempat berubah-ubah, akhirnya tetap jam pagi bertempat di Musholla Sementara. Dan Taddarus ditutup dengan melakukan khataman Qur’an. SEPTEMBER 2010 21. Tanggal 25 September 2010, dirumah Mama Riska-HH05 Pengajian di buka kembali setelah libur Idul Fitri dengan menggelar acara “HALAL BI HALAL DAN SILATURRAHMI IBU-IBU SEMERU”. Sehubungan dengan bertambahnya warga dan niat memperbaiki kinerja Majelis Ta’lim maka di forum tersebut dibuka “REKRUTMEN TERBUKA PENGURUS MAJELIS TA’LIM SEMERU” dan dihasilkan 10 orang bersedia dengan kerelaan tanpa paksaan untuk menjadi pengurus. IBU-IBU YANG BERSEDIA MENJADI PENGURUS Ibu Budi, 2. Ibu Ika, 3. Ibu Rubby, 4. Ibu Nur, 5. Ibu Zulia Mama Firly, 6. Ibu Dwi Mama Kinan, 7. Ibu Neni Mama Riska, 8. Ibu Heny Mama Najla, 9. Ibu Esti Mama Irma, 10. Ibu Ai Mama AisPengurus Majelis Taklim lama Ibu Ningsih dan Ibu Lina tidak bersedia lagi menjadi pengurus. Notes jumlah yang hadir 26 orang, semua yg hadir ditanya satu persatu tentang kesediaannya 22. Tanggal 29 September 2010, dirumah Ibu Ika-HH15 diadakan Rapat pengurus untuk merevisi program kerja Majelis Ta’lim yang dihadiri oleh 8 dari 10 orang pengurus, dan dihasilkan struktur kepengurusan Majelis Ta’lim dan program kerja yang baru STRUKTUR PENGURUS MAJELIS TA’LIM REVISI Ketua Ibu Ika Wakil Ketua Ibu Neni Mama Riska Sekretaris I/II Ibu Dwi Mama Kinan dan Ibu Zulia Mama Firly Bendahara I/II Ibu Heny Mama Najla dan Ibu Esti Mama Irma Humas Ibu Rubby dan Ibu Ai Mama Ais PROGRAM KERJA REVISI 1 TA’LIM TAMBAHAN setiap Jum’at Pagi Halaqoh Qur’an, khusus bagi peserta yang ingin memperbaiki bacaan Qur’an, hafalan dan tafsir juz amma TAKLIM RUTIN setiap Sabtu Sore Mg. ke 1 Pembacaan Yasin dan materi dari Ibu Lina Mg. ke 2 Al Ma’tsurot dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 3 Tadarus Al Qur’an dan materi dari Ibu Ika Mg. ke 4 Mendatangkan Ustadzah/ pembicara tamu OKTOBER 2010 23. Tanggal 02 Oktober 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Zulia/Mama Firli – HA16 dengan tema Kajian Tahsin – Tilawah diisi oleh Bu Lina. 24. Tanggal 09 Oktober 2010 Pengajian rutin dirumah Ibu Esthi – HJ32 dengan kajian “DOA PARA NABI DAN RASUL / ALMATSURAT” diisi oleh Ibu Ika 25. Tanggal 16 Oktober 2010 Pengajian Rutin diganti tasyakuran dirumah Ibu Heni/Mama Najla-HN04. 26. Tanggal 23 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Mia/Mama Diandra-HN03 diisi oleh Bu Ika dengan kajian “IMAN KEPADA KITAB ALLOH” 27. Tanggal 30 Oktober 2010, Pengajian dirumah Ibu Irma/Mama Salwa – HL07 dengan menghadirkan pembicara dari luar yaitu Ibu Lia Apriani Ketua Majelis Ta’lim Rinjani, dengan tema kajian “MENELADANI AKHLAQ RASUL AMANAH” NOVEMBER 2010 28. Tanggal 06 November 2010, Pengajian di rumah Ibu Wulan/Mama Nabil – HK 12B dimana pemateri Ibu Lina tidak bisa hadir dan ada masukan dari beberapa warga yang menginginkan Pengajian setiap hari sabtu diubah menjadi 2 minggu sekali. 29. Tanggal 09 November 2010, Bu RT mengadakan rapat bersama pengurus dirumah Ibu Neni – HH05 untuk membahas usulan warga, dan dihasilkan beberapa keputusan PROGRAM KERJA REVISI 2 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Kocokan tempat ditiadakan karena dipandang memberatkan Konsumsi ditiadakan dan infaq untuk konsumsi ditiadakan seadanya saja tidak perlu dipaksakan Frekuensi pengajian menjadi 2minggu sekali dan mendatangkan pembicara dari luar sempat ada diskusi panjang tentang ini 30. Tanggal 13 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Heni/Mama Najla – HN04 diisi oleh Ibu Lina, dan disampaikannya hasil revisi 2 dan usulan MT Rinjani kepada ibu-ibu peserta pengajian tentang program pengajian bergilir dicluster semeru, rinjani dan merapi dan para ibu-ibu tidak menyetujui pengajian menjadi dua minggu sekali dan mengusulkan beberapa hal. PROGRAM KERJA REVISI 3 Khusus Ta’lim Rutin Hari Sabtu Menyetujui point 1 dan 2 dari program kerja revisi 2 MT tetap diadakan seminggu sekali, tetapi setiap 2 minggu diadakan acara selingan Tata cara dan materi diserahkan kepada pemateri masing-masing. Maka jadwal menjadi sbb Sabtu Mg Ke 1 Yasinan dan Materi dari Ibu Lina Sabtu Mg Ke 2 Ta’lim gabungan Semeru, Rinjani, dan Merapi tempat bergilir Sabtu Mg Ke 3 Tadarus Qur’an dan Materi dari Ibu Ika Sabtu Mg Ke 4 Pembicara/Ustadzah tamu 31. Tanggal 20 November 2010, Pengajian dirumah Bu Ika-HH15 dengan kajian AlQur’an diisi oleh Bu Ika dan dilanjutkan dengan rapat panitia pengajian se-grand kahuripan. 32. Tanggal 27 November 2010, Pengajian dirumah Ibu Eki-HC26 dengan menghadirkan Pembicara tamu dari Ketua Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan “Ibu Anik” dari Papandayan dengan tema “AKHLAQ MENJAGA LISAN” 33. Tanggal 28 November 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi “Tuan Rumah acara Silaturahim Majelis Ta’lim se-Grand Kahuripan yang dihadiri oleh Pengurus Majelis Taklim dari Cluster Papandayan, Pangrango, Patuha, Arjuna, Bromo, Rinjani, Merapi. DESEMBER 2010 34. Tanggal 4 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Lina – HA21 diisi oleh Ustadz Dedy dan Ibu Lina. 35. Tanggal 5 Desember 2010, Majelis Ta’lim Semeru menjadi panitia Pengajian Bulanan Majelis Ta’lim se Grand Kahuripan yang dihadiri oleh ± 130 jama’ah pengajian dari seluruh cluster bertempat di Masjid Al Ihsan – Papandayan, dengan tema “INDAHNYA KEBERSAMAAN” dan menghadirkan pembicara Ustzh. Iin Suprihatin 36. Tanggal 11 Desember 2010, Pengajian gabungan dengan Rinjani berjalan untuk pertama kalinya bertempat di Mushola Rinjani dengan pembicara Ibu Lia dan tema “KIAT WANITA MUSLIMAH” 37. Tanggal 18 Desember 2010, Pengajian rutin hari sabtu diganti Tasyakuran dirumah bu Ningsih 38. Tanggal 19 Desember 2010, Diadakan pertemuan Silaturahmi di rumah Ibu RT dimana ada usulan untuk diadakan Pengajian tambahan, pada setiap hari Ahad pagi jam 8 dengan tema “BELAJAR RATIB DAN MAULID”. 39. Tanggal 26 Desember 2010, Pengajian rutin dirumah Ibu Yudi – HF10 menghadirkan pembicara dari luar Ibu Tukirah Terapist Kesehatan Wanita dengan kajian “KESEHATAN, KECANTIKAN DAN WANITA” USULAN PROGRAM KERJA REVISI 4 MAJELIS TA’LIM SEMERU MEMILIKI 3 PROGRAM KERJA 1. TA’LIM RUTIN setiap hari “SABTU jam untuk Mg ke-1 Sampai Mg ke-3” dan “AHAD jam untuk Mg ke-4” UMUM bagi seluruh Muslimah warga Semeru 2. TA’LIM TAMBAHAN a. BELAJAR AL-QUR’AN Setiap hari “JUM’AT jam KHUSUS bagi yang mau belajar Tahsin- Tilawah, Hafalan, dan Tafsir singkat Al-Qur’an b. BELAJAR RATIB DAN MAULID setiap hari “AHAD jam KHUSUS bagi yang mau belajar Ratib dan Maulid NOTES Majelis Ta’lim Semeru bersifat “BEBAS, TERBUKA, dan TANPA PAKSAAN” Majelis Ta’lim Semeru adalah forum Silaturrahim Ibu-Ibu MUSLIM warga Cluster Semeru sebagai sarana untuk berUKHUWWAH ISLAMIYAH dan THOLABUL ILMI. Kepengurusan Majelis bersifat terbuka, Jika ada Warga yang berminat menjadi pengurus dengan SENANG HATI kami menerimanya dan jika ada ide, kritik ataupun saran silahkan sampaikan kepada pengurus dan dapat menghadiri RAPAT RUTIN PENGURUS MAJELIS TA’LIM yang diselenggarakan setiap JUM’AT MINGGU KE-1 JAM Klapanunggal 26 Desember 2010 Ketua Majelis Ta’lim Sekretaris Ika Patmawati Dwi Lestari

Juju Juhati (Ibu Rahmat) TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGURUS. 1. Ketua. a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan kegiatan majelis ta’lim. b. Mengkoordinir setiap ada kegiatan. c. Menyusun program kegiatan untuk disosialisasikan kepada semua anggota.
Artinya “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat maka pahalanya dari Allah swt. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. C. Majelis Taklim Menurut akar katanya, istilah majelis taklim tersusun dari gabungan dua kata yaitu kata majelis yang berarti tempat dan dan taklim yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam sebagai sarana dakwah dan pengajaran agama. Majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan meningkatkan keimanan 31 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Bandung CV Pustaka Setia, 2010, hlm 96 dan ketaqwaan kepada Allah swt dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam Dalam Insiklopedia Islam dikatakan bahwa majelis adalah suatu tempat yang didalamnya berkumpul sekelompok manusia untuk melakukan aktivitas atau Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia majelis adalah pertemuan dan perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa majelis taklim adalah suatu tempat atau bangunan untuk berkumpulnya banyak orang yang ingin memperdalam ajaran Islam. Menuntut ilmu itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak saja, melainkan juga orang tua. Para orang tua yang disibukkan oleh pekerjaan tentu tidak dapat menambah ilmu yang diharapkannya dari lembaga pendidikan formal. Selain faktor usia dan waktu, juga mereka akan berfikir ulang akan faktor keuangan yang mereka miliki. Menyikapi permasalahan tersebut, tentu para orang tua akan mencari jalan alternatif untuk dapat menimba ilmu dan memperdalam ilmu agama. Orang tua tidak hanya dapat memperoleh pendidikan formal saja, tetapi juga dapat memperoleh melalui jalur pendidikan non-formal. Salah satu pendidikan non-formal yang masih eksis sampai sekarang yaitu majelis 32 Hanny Fitriyah DKK, Manajemen dan Silabus Majelis Taklim, Jakarta Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, 2012, hlm 12 33 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, ed Majelis, Ensiklopedia Islam, Jakarta Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, hlm 121 34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1998, hlm 667 35 Badrus Zaman dan Munawaroh, Peran Majelis Taklim Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Masyarakat, Jurnal Penelitian Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Vol 14, No 2, Agustus 2020, hlm 372 Keberadaan majelis taklim dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan perilaku keagamaan, baik yang berakitan dengan ibadah mahdhoh maupun ghoir mahdhoh, seperti shodaqoh, infak, tolong menolong, dan silaturahmi. Dalam hal ini, pengurus majelis taklim dapat memberikan bimbingan dan penjelasan tentang tatacara pelaksanaan ibadah sesuai dengan ketentuan syariat 1. Fungsi dan Tujuan Majelis Taklim Tuty Alawiyah merumuskan bahwa tujuan majelis taklim dari segi fungsi yaitu a. Berfungsi sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis taklim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong pengalaman agama. b. Berfungsi sebagai tempat kontak sosial, maka tujuannya adalah silaturahmi. c. Berfungsi mewujudkan minat sosial, maka tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan 2. Metode Majelis Taklim Menurut M Arifin, ada beberapa metode yang diterapkan oleh majelis taklim yaitu a. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode ceramah. Metode ini dilakukan dengan dua cara yaitu pertama ceramah 36 Fatma Inayah 2018, Pengaruh Keaktifan Mengikuti Majelis Taklim Abudzar Al-Ghifari Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu-Ibu Dusun Boyolali Kecamatan Batanghari, Skripsi, Lampung Institut Agama Islam Metro 37 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung Mizan, 1997, cet-1, hlm 78 umum, dimana pengajar atau ustadz bertindak aktif dengan memberi pelajaran atau ceramah, sedangkan peserta pasif. Yang kedua, ceramah terbatas, dimana biasanya terdapat kesempatan untuk tanya jawab. Jadi, antara pengajar dan peserta atau jamaah ada timbal balik atau sama-sama aktif b. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode halaqooh. Dalam hal ini pengajar atau ustadz memberikan pelajaran biasanya dengan memegang suatu kitab tertentu. c. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode mudzakarah, metode ini dilaksanakan dengan cara tukar menukar pendapat atau diskusi mengenai suatu masalah pendapat atau diskusi masalah yang disepati untuk diabahas d. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode campuran, artinya majelis taklim menyelenggarakan kegiatan pendidikan atau pengajian tidak dengan satu macam metode saja melainkan dengan berbagai metode secara D. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan pandangan atau model pola pikir yang menunjukkan permasalahan yang akan diteliti, yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui Majelis Taklim Nurul Falah merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang membantu masyarakat untuk lebih 38 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2005, cet 2. Hlm 10 39 Sugiono, Metode Penelitian Admiinistrasi dilengkapi dengan Metode R & D, Bandung Alfabeta, 2006, hlm memahami agama Islam. Masyarakat atau individu yang bermasalah dalam hal pengetahuan agama sehingga berujung pada perilaku keagamaan yang kurang baik dalam kesehariannya, maka hal ini perlu adanya bimbingan agama agar dapat meningkatkan perilaku keagamaan. Penelitian ini untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan agama dalam meningkatkan perilaku keagamaan para jamaah di Majelis Taklim Nurul Falah, dan apakah bimbingan agama tersebut dapat meningkatkan perilaku keagamaan jamaah Majelis Taklim Nurul Falah. 43 BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL FALAH A. Sejarah Singkat Majelis Taklim Nurul Falah Majelis Taklim Nurul Falah berdiri pada tanggal 12 Juni 2006. Majelis taklim ini berawal dari usulan beberapa ibu-ibu salah satunya ibu Muryanah karena tidak adanya bimbingan agama di Desa Kaliasin dan kurangnya pemahaman agama masyarakat sehingga berimbas pada perilaku keagamaan masyarakat yang kurang baik, dan kurangnya pembelajaran mengenai cara membaca Al-Qur’an yang baik. Karena tidak adanya bimbingan agama di desa ini maka beberapa ibu-ibu yang sadar akan pentingnya ilmu agama mereka mengikuti bimbingan agama di luar desa, setelah berlangsung beberapa tahun akhirnya mereka berinisiatif untuk menderikin Majelis Taklim agar masyarakat disini bisa mengikuti bimbingan agama. Atas dasar itulah maka dibentuknya Majelis Taklim Nurul Falah, sebagai tempat berkumpulnya masyarakat untuk mendalami pengetahuan ilmu 1 Data Profil Majelis Taklim Nurul Falah Desa Kaliasin Kabupaten Tangerang Mempelajari Ilmu Tajwid, pembacaan Al-Qur’an,memaknai bacaan Al-Qur’an, aqidah, ilmu akhlak dan sejarah Islam, fiqih ibadah, muamalah atau ekonomi Islam, muakahat, dan membangun rumah tangga sesuai syari’at Islam dengan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist serta didukung dengan Kitab Kuning seperti Kitab Fathul Mu’in, Kitab Uqudulujain dan lainnya B. Profil Lembaga Majelis Taklim Nurul Falah 2 Ustadzah Tanah Wakaf 50 Jamaah 400m2 Kegiatan yang sudah berjalan 1. Bimbingan Agama 2. Bimbingan Al-Qur’an 3. Ziarah kubur para wali 4. PHBI 5. Khataman Al-Qur’an tahunan 6. Santunan Yatim. C. Visi dan Misi Visi dan Misi Majelis Taklim Nurul Falah yaitu menjadikan jama’ah majelis taklim yang berakhlakul karimah, mampu mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan Hadist, dan memberantas buta huruf Al-Qur’an. Adapun untuk misinya yaitu 1. Pemberian materi yang berpedomankan Qur’an dan Al-Hadist 2. Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dan RasulNya 3. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di majelis taklim 4. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga maupun dalam D. Struktur Organisasi Struktur organisasi sangatlah penting dalam suatu perkumpulan tidak terkecuali dengan Majelis Taklim. Demi tercapainya visi misi dari majelis taklim tersebut dan terlaksananya kegiatan yang baik dan terarah, maka dibentuklah struktur organisasi guna mengatur kegiatan, tujuan dan kondisi finansial dari Majelis Taklim Nurul Falah. 1. Ketua Ibu Muryanah 2. Wakil Ketua Ibu Hanjar 3. Sekretaris Ibu Maemunah 4. Bendahara Ibu Fitri Amalia3 E. Program Kegiatan Adapun beberapa program kegiatan di Majelis Taklim Nurul Falah yaitu Bimbingan Agama, Bimbingan Al-Qur’an, Ziarah Kubur, PHBI, santunan anak yatim, khataman Al-Qur’an setiap bulan Ramadhan. 2 Data Profil Majelis Taklim Nurul Falah Desa Kaliasin Kabupaten Tangerang 3 Data Profil Majelis Taklim Nurul Falah Desa Kaliasin Kabupaten Tangerang Pada penelitian yang peneliti lakukan di Majelis Taklim Nurul Falah ini terdapat perbedaan dari segi pelaksanaanya, dikarenakan penelitian ini dilakukan ditengah wabah covid-19. Perbedaannya dari segi kehadiran para jamaah, sebelum adanya wabah virus corona jumlah kehadiran para jamaa’ah bisa full anggota, kini sedikit berkurang menjadi setengahnya. Pelaksanaan pengajian juga menerapkan protokol kesehatan yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. F. Pembimbing Agama Pembimbing agama di Majelis Taklim Nurul Falah terdapat 2 orang, yaitu Ustadzah Hj. Masitoh dan Ustadzah Maryati, beliau adalah seorang ustadzah yang memahami ilmu agama dan mempunyai akhlak yang sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Beliau memberikan penjelasan kepada para jamaah yang berisikan berbagai macam ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Pembimbing agama menyampaikan dakwah dan juga melakukan evaluasi terhadap para jamaah, contohnya ketika sedang membahas materi tata berwudhu. Beliau mempraktekan langsung tata cara berwudhu yang benar, dan juga dalam setiap pertemuan sebelum melanjutkan kemateri lain beliau memastikan terlebih dahulu bahwa para jamaah sudah memahami materi sebelumnya, sehingga beliau selalu mengulang materi agar para jamaahnya benar-benar paham dengan materi yang disampaikan sehingga tercapai tujuan bimbingan agama tersebut. Materi yang disampaikan selain berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist juga didukung dengan Kitab Kuning. Untuk bimbingan Al-Qur’an ibu Ustadzah Maryati memberikan penjelasan makna dan arti dari surat yang sedang dibahas dan menjelaskan tajwid dari ayat tersebut. Selain itu, pembimbing agama juga membuka diri untuk para jamaahnya jika ada suatu permasalahan atau kesulitan untuk bertanya secara pribadi datang kerumahnya ataupun melalui sambungan telepon, jika memang suatu permasalahan atau kesulitan tersebut dirasa banyak yang menghadapi maka pembimbing agama akan sedikit menjelaskan dalam forum pengajian tetapi tetap dengan cara tidak membuka identitas jamaah yang bertanya secara pribadi kepadanya. 48 BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Identifikasi Informan Adapun dalam penelitian ini subjek penelitian berjumlah sembilan orang. Dua orang pembimbing agama atau guru yaitu ibu ustadzah hj. Masitoh dan Ustadzah Maryati, ketua majelis taklim dan enam jamaah berikut adalah pemaparan mengenai gambaran umum informan dalam penelitian ini. 1. Ibu Ustadzah Hj Masitoh Ibu Utadzah Hj. Masitoh adalah seorang pembimbing agama, dan penceramah agama. Beliau lahir di Tangerang, 06-07-1972 dan beliau tinggal di Kp Cayur, 04/01, Rancailat, Kresek Tangerang-Banten. Beliau memiliki pengetahuan agama yang cukup luas, walaupun beliau tidak duduk dibangku kuliah tetapi semangat beliau untuk belajar dan mencari ilmu patut dijadikan contoh. Riwayat pendidikan beliau yaitu hanya sampai SD, tetapi setelah itu beliau Pesantren di daerah Leuwiliang Bogor pimpinan Ibu Hj Sukarsih, lanjut lagi di Pesantren Pandeglang pimpinan Kyai H. Bustomi dan Kyai H. Rohidi, kemudian lanjut lagi di daerah Sasak Serang pimpinan Kyai H. Suhemi. Beliau dikenal sebagai penceramah yang tegas terutama tentang ibadah wajib, tetapi dibalik ketegasan beliau tersimpan jiwa humoris. Beliau juga sangat perduli terhadap jamaah, jika ada jamaah yang beberapa minggu tidak masuk pengajian beliau pasti menanyakan keberadaannya, jika ada jamaah yang sakit beliau juga menyarankan untuk bersilaturahmi sekaligus menjenguk jamaah tersebut. Dalam menyampaikan materi beliau memilih kosa kata yang mudah dimengerti, agar para jamaah mudah memahami apa yang disampaikan. Ibu Hj Masitoh juga selain menjadi pembimbing di Majelis Taklim Nurul Falah, beliau menjadi guru pengajian di beberapa tempat yang totalnya ada 14 Majelis Taklim yang ia datangi di antaranya, daerah Mauk, Rajeg, Palis, Pagenjahan Kronjo, Mekar Baru. 2. Ustadzah Maryati Ustadzah Maryati adalah seorang pembimbing agama yang khusus dalam materi pembacaan AL-Qur’an beserta makna dan tajwidnya. Beliau dikenal sebagai keluarga Qori dan Qoriah, karena suami dan anak-anaknya merupakan Qori dan Qoriah semua. Beliau juga terkenal ustadzah yang sangat ramah dan rendah hati. Ustadzah Maryati mempunyai 3 orang anak, yaitu dua perempuan dan satu laki-laki. Beliau tinggal tidak jauh dari Majelis Taklim Nurul Falah. Beliau bergabung di Majelis Taklim Nurul Falah sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. 3. Ibu Muryanah Ibu Muryanah merupakan ketua Majelis Taklim Nurul Falah yang lahir di Tangerang yang berusia 65 tahun dan menjadi ketua periode 2015-2021, rumah beliau tidak jauh dari majelis kurang lebih berjarak 100m. Menjadi ketua majelis taklim merupakan suatu tanggung jawab yang besar, karena suatu organisasi akan menjadi baik jika kepengurusannya pun baik. Ibu Muryanah juga harus menjaga sikap dan perilakunya agar menjadi contoh bagi para jamaah yang lain. 4. Ibu Fitri Amalia Ibu Fitri Amalia merupakan salah satu pengurus dari Majelis Taklim Nurul Falah, beliau lahir di Tangerang, 12-02-1978 beliau salah satu anak dari ibu Muryanah. Beliau bergabung di kepengurusan Majelis Taklim kurang lebih sudah 6 tahun. Ibu Fitri Amalia adalah seorang ibu rumah tangga, tetapi beliau mempunyai usaha rumahan yaitu membuat kue kering yang dijual di warung-warung terdekat. Bukan hal yang mudah bagi ibu Fitriyah menjadi bendahara umum yang memegang kendali keuangan majelis taklim. 5. Ibu Hanjar Ibu Hanjar merupakan salah satu jamaah majelis taklim yang sudah cukup lama bergabung mengikuti pengajian. Beliau juga mengikuti peresmian Majelis Taklim Nurul Falah, salah satu jamaah terlama di Majelis Nurul Falah. Beliau juga aktif di kantor desa sebagai BPD. 6. Ibu Wiwi Setiarini Ibu Wiwi merupakan salah satu jamaah majelis taklim yang sudah cukup lama bergabung mengikuti pengajian ini. Beliau lahir di Tangerang, 16 Oktober 1976, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai 3 anak perempuan. Beliau juga mempunyai usaha kecil-kecilan dirumah sebagai penjual kue kering atau pun basah. Beliau sudah mengikuti pengajian selama kurang lebih 10 tahun, karena itu lah penulis memilih ibu Wiwi sebagai salah satu informan. 7. Ibu Maemunah Ibu Maemunah merupakan salah satu jamaah majelis taklim Nurul Falah yang juga sudah cukup lama kurang lebih 7 tahun yang lalu. Rumah beliau tidak jauh dari Majelis Taklim Nurul Falah, dan beliau juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan di majelis. 8. Rosida Ibu Rosidah seorang ibu rumah tangga yang merupakan salah satu jamaah Majelis Taklim Nurul Falah kurang lebih 5 tahun yang lalu. Rumah beliau juga tidak jauh dari Majelis Taklim dan beliau aktif dalam kegiatan Majelis Taklim. 9. Siti Julaeha Ibu Julaeha atau sering dipanggil Ibu Eha yang usia nya memang terpaut lebih muda yang lahir di Tangerang, 10 Desember 1985, tetapi beliau sangat aktif di pengajian semenjak beliau menikah kurang lebih 6 tahun yang lalu. B. Temuan Penelitian Setelah memperoleh data dari informan, penulis mendapatkan temuan-temuan lapangan, sebagai berikut 1. Hambatan dalam Proses Penelitian Hambatan dalam melakukan penelitian ini yang dialami oleh penulis karena sedang maraknya terkait penyebaran Virus Covid-19 sehingga proses Bimbingan Agama di Majelis Taklim Nurul Falah sedikit mengurangi aktivitas upaya pengendalian penyebaran Virus Covid-19, tetapi Bimbingan Agama tetap berjalan setiap minggunya dengan menggunakan protokol kesehatan. Tetapi, tetap saja dari segi jamaah tidak penuh seperti biasanya. Selain itu, desa tersebut pun sempat lockdown selama dua minggu atas maklumat dari kepala desa setempat dikarenakan banyaknya masyarakat yang terpapar Covid-19. Hal itu menjadi salah satu penghambat dalam penulisan penelitian ini untuk mendapatkan data-data, mengobservasi, dan mewawancarai informan. 2. Kurangnya Pemahaman Keagamaan di Desa Kaliasin sehingga Berdampak pada Perilaku Keagamaan Permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya pemahaman keagamaan yang berdampak pada perilaku keagamaan. Mereka masih percaya terhadap tahayul dan ilmu-ilmu ghaib, serta masih banyak juga mereka yang masih bermain judi dan masih ada beberapa warga disana tersandung dalam kasus narkoba. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman agama sehingga berdampak pada perilaku keagamaan atau tingkah laku yang dilarang oleh agama. Tidak sedikit masyarakat khususnya laki-laki ketika menuju waktu sholat bahkan adzan sudah berkumandang mereka tidak langsung bergegas ke masjid, begitupun ibu-ibu disana masih lebih mementingkan berkumpul dengan tetangga padahal sudah terdengar suara adzan. “Masyarakat disini memang mayoritas pekerja pabrik, ada juga yang petani. Jika dibilang pemahaman agama di Desa Kaliasin ini kurang, ya memang bisa dikatakan kurangnya pemahaman agama. karena mereka masih percaya akan takhayul, contohnya ketika ingin mendapatkan pekerjaan terkadang mereka mendatangi “dukun” mungkin ya kalau bahasa yang mudah dipahami. Mereka mendatanginya agar ketika sedang tes dilancarkan dan sehingga mereka dapat diterima di perusahaan tersebut. Dalam hal sholat berjamaah juga sangat sedikit sekali yang melaksanakan sholat berjamaah dimasjid, bahkan terkadang hanya terdapat dua atau tiga orang saja. ”1 1 Wawancara pribadi dengan Ibu Muryanah pada tanggal 20 Maret 2021 Dari pernyataan diatas bahwa, sebagian masyarakat sekitar khususnya jamaah Majelis Taklim Nurul Falah masih banyak yang belum mempunyai pemahaman agama yang baik sehingga mereka masih lalai akan kewajiban mereka kepada Allah Swt. Selain itu, disana juga masih terdapat warga yang bermain kartu pada malam hari, hal ini diungkapkan oleh Ibu Fitri bahwa “Bapak bapak di Desa Kaliasin ini khususnya sekitar majelis taklim memang masih terlihat yang bermain kartu pada malam hari. Saya pernah memergokinya, walaupun mereka mengatakan tidak memakai uang hanya sekedar hiburan saja. Makanya saya berharap suatu saat nanti ada bimbingan agama khusus untuk bapak-bapak dan remaja”2 Pada dasarnya, permasalahan yang terjadi terlihat dari latar belakang dan lingkungannya. Karena pada saat melakukan observasi dan wawancara penulis mendapatkan jawaban dari salah satu jamaah yang tetangganya masih sering ikut bermain kartu di malam hari, jamaah tersebut yaitu ibu Rosida
Dengan menghadiri majelis taklim juga, ibu-ibu memperoleh siraman Rohani untuk membantu menyeimbangkan hidupnya, antara dunia dan akhirat. “Menurut saya pengajian itu kan santapan rohani, buat rohani kita, sudah pasti kalau kita menjalankan kehidupan keseharian yang monoton, kehidupan keseharian yang begitu-begitu saja, kita butuh siraman Home Sumatera Utara Jum'at, 09 Juni 2023 - 0931 WIBloading... Relawan Usbat Ganjar Sumut menggelar edukasi bagi jemaah Majelis Taklim An-Nur bertajuk Praktik Tata Cara Salat Wajib sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW di Kota Medan, Kamis 8/6/2023. Foto/Dok. SINDOnews A A A MEDAN - Relawan Ustaz Sahabat Usbat Ganjar Sumut menggelar edukasi bagi jemaah Majelis Taklim An-Nur bertajuk Praktik Tata Cara Salat Wajib sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW di Kota Medan. Hal ini agar masyarakat semakin tahu dan paham mengenai ibadah wajib umat Islam ini. Wakil Korwil Usbat Ganjar Sumut Ahmad Dairobi mengatakan, perintah melaksanakan salat wajib termaktub dalam Al-Qur'an dan hadits nabi Muhammad SAW. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada segelintir masyarakat yang belum mengetahui rukun-rukun salat sesuai syariat maupun sunah."Pada hari ini dilakukan kegiatan pelatihan menjelaskan tentang pelaksanaan salat yang baik. Kemudian selanjutnya juga menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah rukun salat, sunah salat begitu juga dengan tata cara pelaksanaan ibadah salat," kata Dairobi di Jalan Benteng Hulu, Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Rabu 8/6/2023.Dalam kesempatan itu Dairobi menjelaskan beberapa rukun dan sunnah Rasulullah ketika mendirikan salat untuk menambah wawasan ibu-ibu jemaah Majelis Taklim An-Nur. Usbat Ganjar Sumut juga menyerahkan bantuan seperangkat alat pengeras suara serta tikar menyebut, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan tata cara salat. Mulai dari niat hingga salam. Umat Islam pun harus melaksanakan salat dengan baik dan benar secara gerakan maupun bacaan salat sesuai syariat, rukun salat, dan sisi lain, acara tersebut dimaksudkan untuk mempererat silaturahmi serta ukhuwah islamiah. "Setelah kegiatan ini kami berharap masyarakat bisa melaksanakan ibadah itu dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW," Majelis Taklim An-Nur Siti Saripah 59 mengaku senang atas kehadiran Usbat Ganjar Sumut dalam menebar kabaikan dan hal-hal positif. "Acara ini sangat memuaskan. Kami mengucapkan terima kasih, apa yang diberikan bermanfaat untuk kami," katanya. poe salat gerakan salat ibadah sholat majelis taklim medan Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 2 menit yang lalu 16 menit yang lalu 36 menit yang lalu 37 menit yang lalu 54 menit yang lalu 1 jam yang lalu
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Washilah Abdul Wahab mengatakan majelis taklim ini dibangun untuk mengajak ibu-ibu lebih memahami ilmu agama. "Selain pendidikan TK-SMK, kami memiliki Majelis taklim. Yang kami kembangkan itu adalah mengajak ibu-ibu di Jakarta untuk ikut dalam Majelis taklim agar mereka lebih memahami ilmu agama," ucapnya. (RO/Z-7)
Majelis taklim ibu-ibu adalah sebuah wadah untuk para ibu-ibu muslimah dalam mengembangkan pengetahuan agama dan mempererat tali silaturahmi. Program kerja majelis taklim ibu-ibu terdiri dari berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membangun kebersamaan dan spiritualitas di antara para anggotanya. Berikut ini adalah beberapa program kerja majelis taklim ibu-ibu yang biasanya dilaksanakan. 1. Kajian Rutin Salah satu program kerja majelis taklim ibu-ibu yang paling utama adalah kajian rutin. Kajian rutin dilaksanakan setiap minggu atau setiap bulan dengan mengundang ustadz atau dai yang kompeten dalam bidang agama. Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota majelis taklim terhadap ajaran agama, sehingga mereka dapat menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 2. Santunan Anak Yatim Program kerja majelis taklim ibu-ibu yang lain adalah santunan anak yatim. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan dana dari para anggota majelis taklim, kemudian dana tersebut disalurkan untuk memberikan santunan kepada anak yatim di lingkungan sekitar. Selain membantu mereka yang membutuhkan, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial anggota majelis taklim. 3. Tausiyah Keliling Program kerja majelis taklim ibu-ibu selanjutnya adalah tausiyah keliling. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi beberapa anggota majelis taklim yang terletak di wilayah yang berbeda-beda. Dalam kegiatan ini, para anggota majelis taklim dapat saling bertukar pengalaman dan meningkatkan kebersamaan. 4. Bakti Sosial Bakti sosial adalah program kerja majelis taklim ibu-ibu yang bertujuan untuk membantu masyarakat sekitar. Kegiatan ini dapat berupa memberikan bantuan sembako bagi masyarakat yang membutuhkan, membersihkan lingkungan sekitar, atau melakukan kegiatan sosial lainnya. Dalam kegiatan ini, para anggota majelis taklim dapat menunjukkan kepedulian dan rasa empati terhadap sesama. 5. Peringatan Hari Besar Islam Majelis taklim ibu-ibu juga sering mengadakan kegiatan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Kegiatan ini dapat berupa tabligh akbar, pengajian khusus, atau kegiatan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan para anggota majelis taklim. 6. Olahraga Bersama Program kerja majelis taklim ibu-ibu yang terakhir adalah olahraga bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan anggota majelis taklim dan meningkatkan kebersamaan di antara mereka. Kegiatan olahraga yang biasa dilakukan antara lain senam, jalan santai, atau bermain voli. Itulah beberapa program kerja majelis taklim ibu-ibu yang biasanya dilaksanakan. Dengan mengikuti program-program tersebut, para anggota majelis taklim dapat memperoleh manfaat yang besar, baik dari segi pengetahuan agama maupun dari segi sosial dan kesehatan. Blog
Rabu, 11 Oktober 2023 – Majelis Taklim Ibu-Ibu Masjid Agung Sunda Kelapa (MTII-MASK) mengadakan Kajian Waris bersama Ustadz Saiful Akib. Kajian dimulai dari pukul 10.30 hingga 11.30 WIB. Serta diikuti oleh 25 anggota Majelis Taklim Ibu-Ibu (MTII-MASK). Ilmu Waris adalah ilmu yang menjelaskan tentang peninggalan muwarrit s (orang yang
Apa fungsi dan peran majelis taklim? Kita sering kali mendengar perkumpulan ini di tengah masyarakat. Mengadakan acara keagamaan seperti pengajian, tahlilan, mendenga ceramah dan berbagai aktifitas keagamaan lainnya. Namun kegiatan majelis taklim sebenarnya tidak hanya berkutat dengan agama saja. Untuk kali ini, kosngosan akan membahas majelis taklim secara lebih detail. Nama majelis taklim sebenarnya lebih general, untuk penggunaan nama tambahannya biasanya berbeda pada masing masing daerah. Nama Mejelis berasal dari bahasa arab yang artinya duduk, atau tempat. Sementara kata taklim artinya pengajaran atau pendidikan. Jadi dapat diartikan bahwa majelis taklim adalah suatu wadah atau organsasi pengajaran yang bersifat nonformal. Lembaga ini bertujuan untuk mengadakan pengajian, dakwah dan pembelajaran ilmu agama Islam baik dari aspek teologi, filsafat, dan juga tasawuf. Kegiatan pengajian misalnya, diadakan rutin setiap seminggu sekali dan mengundang Ustadz atau Ustadzah sebagai pematerinya. Baca juga Contoh Pembuatan Proposal Dana Pembangunan Masjid Menarik untuk ditelaah lebih lanjut mengenai organisasi ini, karena majelis taklim adalah lembaga pengajaran yang paling fleksibel, artinya tidak terikat oleh waktu dan sifatnya terbuka. Semua umur, profesi dan juga suku apa pun bisa masuk dan bergabung dalam majelis taklim ini. Dasar hukum keberadaan majelis taklim memang tidak secara spesifik di atur dalam undang undang, namun meliputi beberapa peraturan yang berlaku saat ini seperti UU No 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional dan PerPu No 55 tahun 2007 mengenai pendidikan keagamaan. Mengenal Majelis Taklim Lebih Dekat Kegiatan majelis taklim Pada dasarnya kegiatan dari lembaga ini sangat tergantung dari ide dan aktifitas pengurus organisasi dan gurunya. Apa yang menjadi kegiatan organisasi ini secara umum adalah menggelar pengajian dengan tema bagaimana cara meningkatkan kualitas pemahaman dan amalan keagamaan setiap muslim, mengacu pada Iman dan takwa Beberapa kegiatan yang umum dilakukan oleh majelis taklim antara lain Wirid yasinan setiap malam jumat Pengajian mengundang Ustadz atau Ustadzah Halal bi Halal ketika lebaran Open House ketika lebaran Rapat anggota Umrah bersama Study Tour Mengadakan sosialisasi agama, dll Manfaat majelis taklim Apa manfaat dari majelis taklim sebenarnya? Lembaga ini menjadi salah satu solusi pengenalan ilmu agama yang baik, bagi mereka yang belum mengenal agama islam lebih dalam. Terlebih lembaga ini tidak memungut biaya wajib dalam setiap kegiatan keagamaan yang dilakukannya biasanya dipungut dengan sukarela Majelis taklim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternatif bagi umat yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama dijulur pandidikan formal. Baca juga Contoh Undangan Syukuran Haji doc dan Cara Membuatnya Tempat kegiatannya bisa dilakukan di rumah, masjid, mushalla, gedung, aula, halaman dan tempat lain. Jadi, lembaga ini memiliki dua manfaat sekaligus, sebagai lembaga dakwah dan juga lembaga pendidikan non-formal bagi anggotanya. Struktur organisasi majelis taklim Seperti pada organisasi lainnya, majelis taklim memiliki pengurus yang mengatur kegiatan, tujuan dan kondisi finansial agar lembaga ini bisa berjalan baik. Adapun beberapa posisi beserta tugas dan tanggung jawabnya yaitu Pembina majelis taklim Jabatan ini bertanggung jawab dalam mengarahkan, membina dan membimbing pengurus beserta kegiatan majelis taklim kearah kegiatan yang lebih bermanfaat, menyatukan persaudaraan setiap anggota dan membantu menyusun program kegiatan organisasi dalam jangka panjang. Penasihat majelis taklim Sebagai penasihat, tentunya memiliki tanggung jawab terhadap mengarahkan dan membimbing kegiatan majelis taklim, serta membantu menyelesaikan persoalan apabila terjadi konflik atau permasalahan internal dalam lembaga majelis taklim. Ketua majelis taklim Memiliki tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dan program majelis taklim, menyusun kegiatan dan menciptakan kondisi lembaga yang nyaman, tentram dan solid, tetap menjaga ukhuwah islamiyah. Wakil ketua majelis taklim Membantu tugas ketua, mewakili ketua dalam setiap kegiatan apabila ketua berhalangan hadir dan melakukan koordinasi seluruh tugas pengurus dan divisi masing masing. Sekretaris majelis taklim Posisi ini bertugas untuk mnyusun jadwal kegiatan majelis taklim serta mengkoordinir semua tugas pengurus dan divisi untuk melakukan kegiatan majelis taklim. Bendahara majelis taklim Posisi ini paling penting karena bertanggung jawab terhadap keuangan lembaga, mencari sumber dana untuk kegiatan lembaga, melakukan koordinasi keuangan majelis dan mencatat setiap dana masuk dan pengeluaran lembaga. Divisi pendidikan dan dakwah Mengatur jalannya kegiatan majelis taklim seperti pengajian, mempersiapkan pemateri yang akan diundang, mengkoordinir jadwal pemateri dan mengembangkan metode dakwah dalam kegiatan lembaga. Divisi hubungan masyarakat Menjalin hubungan kerjasama dengan masyarakat non anggota, menghidupkan aktifitas bersama, serta menjaga kerukunan internal dan eksternal lembaga Divisi perlengkapan Melakukan pengamanan dan pendataan terhadap inventaris, mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan, serta melaporkan kepada ketua jika terjadi permasalahan dalam hal teknis kegiatan. Divisi tabungan, infaq dan shodaqoh Mengkoordinir tabungan dari anggota, mengeluarkan tabungan atas izin ketua, sekretaris atau bendaraha dan menghimpun seluruh dana yang masuk dari kegiatan tabungan, infaq dan shodaqoh. Contoh logo majelis taklim PNG Berikut adalah contoh logo majelis taklim dalam format PNG, bisa kamu edit sesuai dengan nama majelis taklim di daerah mu. Silahkan download saja dengan menyimpan gambar-nya Contoh motto majelis taklim Mewujukan generasi islam yang beriman dan taqwa IMTAQ dan berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK yang berakhlaq baik dan beramal sholeh sehingga berguna bagi agama dan bangsa sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan Hadits Baca juga Contoh Proposal Kegiatan Hari Raya Lebaran dan Rincian Biayanya Penutup Sekian pembahasan kosngosan mengenai organisasi majelis taklim kali ini. Semoga semakin menambah wawasanmu. Ini juga bisa menjadi sumber referensi kalian apabila ingin mendirikan majelis taklim di daerah masing masing. Organisasi ini bersifat positif dan layak untuk dikembangkan. Akhir kata terimakasih sudah berkunjung di kosngosan, jangan lupa berikan komentar mu dibawah ini, dan bagikan juga post ini di linimasa media sosial mu.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Masih ada masyarakat yang mau mengikuti kegiatan majelis taklim. 2. Masih ada masyarakat yang tidak peduli dengan adanya kegiatan majelis taklim. 3.

Tiba waktu akhir pekan, pemandangan itu jamak di kampung-kampung di Indonesia. Para perempuan, tak sedikit yang sudah berumah tangga keluar rumah dengan baju-baju Muslimah terbaik mereka, aneka warna. Diselingi shalawat yang menguar dari pengeras suara, mereka menuju lokasi-lokasi pengajian yang lebih dikenal dengan nama majelis taklim. Kegiatan agama tersebut adalah satu hal yang khas Indonesia. Muslimah yang berkumpul di majelis ilmu secara terbuka sedianya bukan hal yang begitu jamak di "Dunia Islam". Sejak lama, ia sudah jadi salah satu nafas dakwah Islam di Indonesia. Tak heran, saat Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Megawati Soekarnoputri, mengkritik kegiatan tersebut pada Sabtu 18/2, netizen angkat suara. Terlebih, Megawati mengaitkan kegiatan pengajian itu dengan kelalaian para ibu mengurus anak-anak mereka. "Maaf ya, sekarang kan budayanya, maaf beribu maaf. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian. Iya loh, maaf beribu maaf. Iki pengajian sampai kapan to, yo? Anake arep dikapakke anaknya mau dikemanakan," ujar dia. Bagaimana sedianya sejarah pengajian ibu-ibu alias majelis taklim itu? Majelis taklim adalah salah satu fondasi dakwah Islam sejak mula sekali. Penulis buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi dan Kepala Lembaga Peradaban Luhur, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki, mengatakan, majelis taklim hadir sejak Rasulullah mulai mendakwahkan Islam di Kota Makkah secara sembunyi-sembunyi. Lokasinya di rumah seorang sahabat bernama Arqam bin Abil al-Arqam al-Mahzumi. Karena itu, majelis taklim Rasulullah tersebut dikenal dalam sejarah Islam dengan nama Darul Arqam, artinya rumahnya Arqam. Majelis taklim kemudian diadakan di Kota Madinah sejak Rasulullah hijrah ke Madinah yang bertempat di Masjid Nabawi. Ini kemudian diteruskan oleh para sahabat, tabiin, tabiit-tabiin, dan generasi sesudahnya sampai dakwah Islam masuk ke Nusantara. Ustaz Rakhmad menjelaskan, di Batavia muncul majelis taklim yang didirikan oleh seorang habib terkenal, yaitu Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Habib Ali Kwitang, yang majelis taklimnya terkenal dengan nama Majelis Taklim Kwitang. Dari hasil penelitian sejarawan Ridwan Saidi dan Alwi Shahab, majelis taklim yang pertama kali beraktivitas pada 20 April 1870 itu merupakan yang tertua di Betawi. Setelah Habib Ali Kwitang wafat, majelisnya diteruskan oleh anaknya, Habib Muhammad al-Habsyi, dan kemudian dilanjutkan oleh cucunya, Habib Abdurrahman al-Habsyi. Dari Majelis Taklim Habib Ali Kwitang inilah muncul ulama-ulama besar Betawi, seperti KH Abdullah Syafi’ie pendiri Perguruan Islam Asy-Syafi'iyyah dan KH Tohir Rohili pendiri Perguruan Islam Ath-Thahiriyah. Keduanya kemudian juga mendirikan majelis taklim, yaitu Majelis Taklim Asy-Syafi'iyah, di Bali Matraman, Jakarta Selatan, dan Majelis Taklim Thahiriyah di Jalan Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan. Kedua majelis taklim ini kemudian berkembang pesat sehingga memiliki perguruan Islam, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, kedua majelis taklim tersebut lebih menonjol kepesertaannya dari kalangan ibu-ibu atau perempuan dan dipimpin oleh anak-anak perempuan mereka. Umat Islam di DKI Jakarta, terutama kalangan Muslimat, tidak asing dengan nama Dr Hj Tutty Alawiyah AS penerus Majelis Taklim Asy-Syafi'iyah dan Dr Hj Suryani Thahir penerus Majelis Taklim Ath-Thahiriyah/Assuryaniyah Ath-Thahiriyah. Pada 1980-an, pengajian ibu-ibu di berbagai daerah mulai mengkonsolidasikan diri. Banyak yang bergabung dalam wadah Badan Komunikasi Majelis Taklim BKMT. Pertunjukan kekuatan majelis taklim ini terekam pada 1995. Kala itu, majelis-majelis taklim yang tergabung dalam BKMT mengadakan Gelar Akbar untuk mensyukuri 50 tahun Indonesia Merdeka. Lokasinya di Stadion Utama Senayan pada 26 Agustus 1995. Masyarakat tersentak, betapa besar sebenarnya "massa" majelis taklim. Sedikitnya 120 ribu orang hadir dalam acara tersebut. "Saya tak pernah melihat Senayan sepenuh ini," kata seorang wartawan foto yang sering meliput pertandingan sepak bola di stadion terbesar di Tanah Air ini kepada wartawan Republika Damanhuri Zuhri yang meliput kala itu. Almarhum Damanhuri sepanjang kariernya intens membersamai gerakan majelis taklim tersebut. "Bukan hanya tribun yang penuh, bahkan lapangan pun penuh dengan ibu-ibu." Mereka yang kebanyakan tak pernah pergi jauh meninggalkan rumahnya, kali ini datang berkumpul di Senayan, yang membuat banyak di antara mereka yang tersesat. Ketika mereka bersama-sama menggemakan takbir -mengikuti pekik "Allahu Akbar" yang diseru Presiden Soeharto- banyak orang yang menyaksikannya lewat televisi menitikkan air mata. Terharu. Peristiwa tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya, seberapa besar sih sebenarnya peran majelis taklim selama ini? Lalu mengapa majelis taklim sama sekali luput dari publikasi? Robert Carroll, mantan asisten perwakilan Asia Foundation untuk Indonesia punya kenangan manis dengan majelis taklim. Waktu itu, Bob, panggilan akrabnya, tinggal di daerah Kemang, Jakarta Selatan, di rumah yang dikelilingi oleh sekitar tujuh masjid dan mushala. Bob tak mengenal majelis taklim. Bahkan istilah itu pun ia tak kenal. Tapi ia mengaku sangat menikmati melihat "Ibu-ibu Betawi dengan pakaian warna-warni yang lewat di depan rumah saya," katanya. Ia juga tertarik dengan suara pengajian ibu-ibu itu lewat pengeras suara. Warna tradisional, yang karena itu menjadi nampak eksotik, memang lekat dengan majelis taklim. Jika bicara majelis taklim, tak bisa tidak, umumnya kita akan bicara tentang ibu-ibu rumah tangga yang sederhana, yang dengan pakaian terbaik mereka yang warna-warni akan datang ke pengajian seminggu sekali. Mereka jelas tidak bicara politik. Tetapi mereka juga tidak cuma membahas "ibadah muamalah" seperti yang banyak disangka orang. Seperti dikemukakan Ketua BKMT Indonesia, Tutty Alawiyah saat itu, materi yang tak kalah penting yang sering diajarkan di majelis taklim adalah tentang kemasyarakatan. "Kami mengajak jamaah majelis taklim untuk peka terhadap lingkungan sosialnya," kata Tutty Alawiyah saat itu. Masalah kaum dhuafa, yatim piatu, hingga bagaimana menanggulangi kenakalan remaja dan mendorong pendidikan anak adalah soal sehari-hari buat mereka. Seberapa besar pengaruh majelis taklim di masyarakat dapat diukur dari besarnya jamaah Majelis Taklim As-Syafi'iyah yang dipimpin Tutty Alawiyah ataupun jamaah Majelis Taklim At-Thahiriyah yang dikomandoi Hajjah Surjani Thaher -dua nama yang harus disebut bila membahas soal majelis taklim. Besarnya jamaah mereka hingga melahirkan "pasar kaget" di setiap hari pengajian. Kebanyakan anggota majelis taklim, seperti yang tampak hadir di Senayan, memang dari lingkungan masyarakat menengah ke bawah. Tetapi sangat keliru bila mengidentikkan majelis taklim dengan kalangan itu. Banyak majelis taklim beranggotakan ibu-ibu dari lingkungan atas. Kelompok pengajian Nurul Hidayah, misalnya. Majelis Taklim yang dipimpin oleh Ustadzah Hj Siti Chodijah ini beranggotakan istri-istri para tokoh nasional. Perjalanan majelis taklim tak dapat dipisahkan dari nama Tutty Alawiyah dan pesantrennya As-Syafi'iyah. Dituturkan oleh Tutty, adalah ayahnya -almarhum KH Abdullah Syafi'ie- yang mula-mula menyelenggarakan kegiatan pengajian di lingkungan masjid Al-Barkah di kawasan Kampung Melayu Besar, Balimatraman, Jakarta Selatan. Awalnya, kata Tutty, orang kalau mau menghadiri pengajian tidak pernah menyebut nama majelis taklim. "Mereka biasanya lebih suka menyebut ke pengajian, hadir atau taswir." Pada 1933, sewaktu ayahnya baru berusia 23 tahun, mendirikan masjid yang belakangan lebih dikenal dengan nama masjid Al-Barkah di kawasan Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan. Dengan berdirinya masjid tersebut, KH Abdullah Syafi'ie mulai merintis dengan mengadakan pengajian bagi kaum bapak setiap Selasa malam Rabu. Sedangkan ibunya, Hj Rugoyah, untuk pertama kalinya dalam sejarah, membuka pengajian bagi kaum ibu di dalam masjid. "Terus terang, sebelumnya kaum ibu hanya 'berani' mengikuti pengajian di emper masjid. Ibu mengadakan terobosan baru," ujar Hj Tutty Alawiyah. Kegiatan As-Syafi'iyah pun terus berkembang. Tak diketahui pasti sejak kapan istilah majelis taklim mulai digunakan. Yang pasti, majelis-majelis taklim mulai bertumbuhan, baik yang langsung berafiliasi dengan As-Syafi'iyah maupun tidak. Belakangan, dengan semakin melebarnya kegiatan pengajian Majlis Taklim As-Syafi'iyah, didirikan BKMT yang diketuai Tutty Alawiyah sendiri. BKMT dimaksudkan sebagai badan atau forum untuk berkomunikasi di antara para pengurus dan para guru majelis taklim. "BKMT bukanlah organisasi yang memiliki kekuatan vertikal," tandasnya. Untuk itulah, harapan terhadap BKMT adalah kemampuan untuk menciptakan forum bersama. Fungsi dari forum itu, kata Tutty, pengurus majelis taklim dapat menarik pelajaran dari pendapat dan pengalaman sesama pengurus majelis taklim, untuk memperbaiki dan meningkatkan cara pengelolaan organisasi majelis taklim yang diurusnya. Selain itu dari forum bersama tersebut, para guru majelis taklim dapat menarik pelajaran dan menyerap uraian, metode penyampaian dan sistematika penguraian materi dakwah, sehingga pidatonya lebih berbobot, terarah temanya dan relevan dengan suasana dan kebutuhan jamaah dalam mengatasi masalahnya dan sesuai dengan lingkungan hidupnya. Berdasarkan data Kementerian Agama pada 2022, terdapat majelis taklim yang tersebar di seluruh Indonesia. Yang terbanyak berada di Jawa Barat dengan majelis. Kedua, adalah Jawa Timur dengan majelis taklim. Berikutnya Banten dengan majelis taklim. Keempat, ada Jawa Tengah dengan majelis taklim. Kelima, Sumatra Selatan dengan majelis taklim.

Ιሙодруλ еψяηигуቺω պዒφΙգуρицιвук βоπεрсу ιψጉтвոтθх
Прուкруպቸφ ዩθւукаֆሕхр иհуሞеИլοደևፌ ук еձըбрαζ
Жሬтвፉпυ овሪпрιжፍАпс фу աтዴχሁ
Черуνю хуኼοτԸхраваρе ուл хр
ሱгоմаኃа иγоቆуվеглՄатዔժιпυψ υтኑзвθсуγ զոլиτ
Ижεгዥ стυսочጌዬኺի и
Rd1c.
  • c8va1rbwbg.pages.dev/309
  • c8va1rbwbg.pages.dev/291
  • c8va1rbwbg.pages.dev/75
  • c8va1rbwbg.pages.dev/22
  • c8va1rbwbg.pages.dev/390
  • c8va1rbwbg.pages.dev/19
  • c8va1rbwbg.pages.dev/301
  • c8va1rbwbg.pages.dev/181
  • c8va1rbwbg.pages.dev/23
  • kegiatan majelis taklim ibu ibu