Dongeng Kancil dan Buaya – Grameds pasti sudah tidak asing dong dengan dongeng yang menceritakan tentang hewan kancil melawan buaya? Padahal dari segi ukuran tubuh, kancil lebih kecil daripada buaya sehingga bisa saja dirinya kalah dan menjadi santapan buaya. Namun dalam dongeng ini, kancil digambarkan sebagai hewan yang kecil tetapi cerdik meskipun lawannya adalah hewan buaya, salah satunya adalah buaya. Meskipun alur cerita dalam dongeng si kancil itu selalu sama yakni si kancil akan tetap memenangkan perlombaan, tetapi tetap saja kok semua dongeng tersebut memiliki nilai moral yang tak kalah baiknya. Berhubung dongeng itu termasuk dalam karya sastra yang memiliki fungsi utile alias bersifat mendidik, maka isi dongeng itu juga harus berupaya memberikan pengajaran kepada pembacanya. Tak terkecuali dengan dongeng kancil dan buaya ini, yang ternyata memiliki banyak sekali muatan nilai moralnya. Lalu bagaimana sih dongeng kancil dan buaya ini? Bagaimana pula muatan nilai moral dalam dongeng tersebut? Yuk simak ulasan berikut ini, siapa tahu Grameds hendak menceritakannya kepada anak, adik, atau keponakan kita mengenai dongeng menakjubkan ini. Pada suatu hari, si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, tengah berjalan-jalan di pinggir hutan. Berhubung di dalam hutan itu terlalu gelap karena pohon-pohonnya juga sangat lebat, maka dirinya hanya ingin mencari udara segar sambil melihat matahari yang cerah bersinar. Si Kancil ingin berjemur sebentar di bawah terik matahari. Tepatnya setelah sampai di pinggir sungai besar, dirinya merasa perutnya lapar sekali. “Krucuk…krucuk…” begitu kira-kira bunyi perut si Kancil yang tengah merasa lapar. Lantas, si Kancil membayangkan betapa enaknya kalau dirinya makan makanan kesukaannya yaitu timun. Namun sayangnya, kebun timun yang berbuah ranum itu ada di seberang sungai besar itu. Si Kancil diam dan berpikir akan bagaimana cara menyeberangi sungai besar ini ya… Si Kancil terus berpikir mencari akal mengenai bagaimana cara dirinya dapat menyeberangi sungai besar ini tanpa harus menyentuh airnya yang dingin dan deras itu. Tiba-tiba, si Kancil memandang beberapa buaya yang asyik berjemur di tebing sungai. Memang sudah kebiasaan mereka untuk berjemur terutama ketika matahari tengah terik seperti ini. Tanpa menunggu waktu yang lama lagi, Si Kancil langsung menghampiri salah satu buaya yang tengah berjemur itu. “Hai buaya, apa kabarmu hari ini?” Buaya yang kala itu masih asyik menikmati cahaya matahari lantas membuka matanya dan mendapati ada Si Kancil yang tengah menyapa. “Kabar baik. Ada apa kamu kemari?”, tanya Buaya kepada Si Kancil. “Aku kemari untuk membawakan kabar gembira untukmu dan para kawananmu”, jawab Si Kancil dengan wajah bahagia. Mendengar perkataan tersebut, tentu saja Buaya tidak sabar mendengar kabar gembira yang dimaksudkan oleh Si Kancil. “Segera ceritakan apa kabar gembira tersebut!” Si Kancil kemudian berkata, “Aku kemari karena diperintahkan oleh Raja Hutan kita supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini, sebab Sang Raja Hutan hendak memberikan hadiah kepada kamu dan para kawananmu semua…” Mendengar nama Raja Hutan tentu saja langsung membuat Buaya percaya dengan pembicaraan tersebut. “Baiklah, Kancil. Kamu tunggu di sini dahulu, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawananku”, kata Buaya langsung merangkak secara cepat menuju dasar sungai. Sementara menunggu Buaya dan kawanan lainnya datang, Si Kancil tengah berangan-angan untuk segera menikmati timun favoritnya. Tak lama kemudian, semua buaya yang awalnya berada di dasar sungai telah berkumpul di tebing sungai. Si Kancil lantas memulai pembicaraan kembali, “Hai buaya sekalian. Aku kemari karena telah diperintahkan oleh Sang Raja Hutan untuk menghitung kalian semua. Sebab, Sang Raja Hutan hendak memberikan kalian semua hadiah istimewa pada hari ini. Maka dari itu, berbarislah kalian semua dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana ya…” Mendengar perintah yang berhubungan dengan Sang Raja Hutan, tentu saja langsung membuat para buaya melaksanakannya tanpa membantah. Mereka langsung berbaris dengan rapi sesuai dengan perintah Si Kancil. “Nah Kancil, sekarang hitung kami semua”, kata salah satu buaya yang paling besar. Si Kancil kemudian mengambil sepotong kayu yang berada di sekitarnya lalu melompat ke atas tubuh buaya pertama di tepi sungai. Dirinya mulai menghitung dengan menyebut, “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk”, sambil mengetuk kepala buaya hingga dirinya berhasil menyeberangi sungai besar tersebut. Setelah sampai di tebing seberang sungai, si Kancil langsung melompat gembira dan berkata, “Hai para buaya, apakah kamu tahu bahwa aku sebenarnya tidak membawa berita baik dari Sang Raja Hutan? Sebenarnya aku telah menipu kalian semua supaya dapat menyeberangi sungai besar ini. Ha…ha…ha…” Melihat si Kancil yang tertawa-tawa sambil berkata demikian, para buaya merasa marah sekaligus malu karena telah diperdaya oleh Si Kancil. “Dasar kamu Kancil nakal nan licik. Awas kamu ya… Kalau bertemu lagi, akan kumakan kamu!” kata salah satu buaya. Si Kancil sama sekali tidak takut dengan ancaman tersebut dan langsung berlari kegirangan meninggalkan para buaya untuk segera menuju kebun timun yang ranum. Dirinya segera menghilangkan rasa lapar di dalam kebun timun tersebut. Dongeng tentang Kancil dan Buaya Singkat dalam Bahasa Inggris One day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that the crocodile might be waiting underwater to eat him, so he said out loud. “I wonder if the water’s warm. I’ll put in my leg and find out.” Of course Mouse Deer didn’t put it in his leg. He picked up a stick instead and put one end into the water. Chomp…! Crocodile grabbed the stick and pulled it underwater. Mouse Deer laughed. “Ha… ha…ha… Stupid crocodile! Can’t you tell the difference between a stick and a leg?” Then Mouse Deer ran off to drink somewhere else. The next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits on the other side of the river. He saw a floating log in the river. He knew that Crocodile looked like a log when he floated. Mouse Deer didn’t want to be eaten by Crocodile when he crossed the river. Suddenly, he had an idea. He called out loud, “Crocodile!” Crocodiles rise from the water, “Hello, Mouse Deer. Have you come to be my lunch?” Mouse Deer smiled. “Sorry, not today, Crocodile. I have orders from the King. He wants to invite all the crocodiles in this river to a party. He wants me to count all the crocodiles so he could prepare enough meals for you.” “Really…? Tell us what to do,” said Crocodile be pleased. “Yap, but you must line up from this side of the river to the other side. I will count all of you so the meals are enough” said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends and family. They lined up across the river. Mouse Deer then jumped onto Crocodile’s back. “One,” he counted. He jumped onto the next crocodile, “Two” And the next crocodile, “Three”. Mouse Deer kept jumping until he arrived on the other side of the river. “How many are there?” asked Crocodile. “Just enough,” said Mouse Deer while jumping across the river. He laughed and said, “Oh crocodiles, do you know that I actually do not bring good news from the King of the Jungle? Actually I have tricked all of you into crossing this great river. Ha ha ha…” Seeing the mouse deer laughing while saying that, the crocodiles felt both angry and ashamed because they had been tricked by the mouse deer. “You are a naughty and cunning Mouse Deer. Watch out, okay… If we meet again, I’ll eat you!” said one of the crocodiles. The mouse deer was not at all afraid of the threat and immediately ran to the forest. Melatih Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Dongeng Kancil Apakah Grameds tahu akan series animasi bertajuk Pada Zaman Dahulu yang tayang hampir setiap hari di MNCTV? Series animasi yang berada di bawah naungan Les’ Copaque itu dinilai sangat inspiratif dan penuh makna sebab menyuguhkan animasi yang alur ceritanya sederhana serta mudah dicerna oleh semua umum. Kebanyakan, series animasi Pada Zaman Dahulu ini menggunakan alur cerita berupa dongeng si kancil dan teman-temannya di hutan. Lagipula, dongeng si kancil tersebut memang tergolong fabel dengan tema ringan sehingga anak-anak akan mudah menyimak adanya muatan nilai budaya, moral, hingga etika. Bahkan tak jarang, series animasi ini juga menanamkan nilai-nilai moral berdasarkan konsep agama Islam yang mempengaruhi perkembangan moral anak usia ini. Selain itu, tingkat pencapaian penanaman nilai-nilai moral melalui series animasi Pada Zaman Dahulu ini juga dikemukakan pada Permendikbud No. 137 Tahun 2014 dan Permendikbud No. 146 Tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak lho… Terlebih lagi kemampuan berbahasa pada anak itu memang harus dilatih, salah satunya menggunakan dongeng-dongeng interaktif seperti ini. Tidak harus melalui series animasi, tetapi juga dapat dilakukan secara langsung kepada anak menggunakan sarana buku cerita. Tekniknya berupa meminta anak untuk menceritakan kembali cerita yang telah dibaca atau didengarnya dari orang lain. Secara tidak langsung, hal tersebut akan meningkatkan keterampilan berbicara dan berbahasa mereka, sekaligus membangun rasa percaya diri. Apalagi, kebanyakan anak-anak itu memang sangat menyukai dongeng fiksi karena dapat menumbuhkan imajinasinya, terutama ketika membaca atau mendengar dongeng tersebut. Tak terkecuali dongeng kancil dan buaya ini. Ketika anak tengah membaca dongeng atau mendengarkan dongeng dari orang lain, mereka cenderung akan mengingat kata-kata dan mengucapkan kembali sesuai yang terlukis di dalam pikiran mereka. Hal itu juga akan membuat anak senang dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses tersebut justru sangat berpengaruh dalam menjadikan anak bersemangat dan percaya diri untuk menceritakan kembali. Pada dasarnya, kegiatan bercerita memang mampu memberikan stimulasi kepada anak untuk memperbanyak kosakata mereka. Nah, itulah ulasan mengenai bagaimana dongeng kancil dan buaya serta bagaimana dongeng dapat berpengaruh pada kemampuan berbahasa anak. Apakah Grameds bersedia menceritakan dongeng kancil dan buaya ini kepada anak, adik, maupun keponakan? Yuk ajari mereka untuk memiliki kemampuan berbahasa yang baik sekaligus percaya diri menggunakan media dongeng Si Kancil. Sumber Khoirunnisa, K., Kanzunnudin, M., & Fajrie, N. 2022. Dongeng Kancil dan Buaya Sebagai Stimulasi Keterampilan Berbicara Anak Usia 8-9 Tahun. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 82, 410-414. BACA JUGA 7 Dongeng Si Kancil Terbaik Sepanjang Masa yang Penuh Nasihat Rekomendasi Cerita Dongeng Sebelum Tidur Terbaru 7 Dongeng Pengantar Tidur Anak dengan Makna Tersirat Cerita Dongeng Legenda Batu Menangis 5 Dongeng Terkenal di Indonesia Dongeng Sunda Pesan Moralnya Rekomendasi Cerita Dongeng Anak Berbahasa Indonesia Cerita Dongeng Anak Dunia yang Recommended Pengertian dan Manfaat Dari Story Telling ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
CeritaDongeng Monyet dan Unta Peniru Alkisah, pada zaman dahulu kala, di sebuah hutan belantara hiduplah dengan damai dan tenang para hewan-hewan. Mereka baru saja memilih si Singa untuk menjadi Raja Hutan. Untuk merayakannya, para hewan mengadakan pesta besar. Monyet yang selalu ceria dan pandai menari memiliki persembahan untuk sang Raja. Contoh Cerpen Fabel yang paling disukai oleh anak Indonesia adalah dongeng kancil dan buaya. Di blog ini sudah puluhan cerita kancil yang pernah kami posting. Untuk membaca cerita pendek fabel terbaik temukan di kategori fabel. Selamat membaca. Kancil, adalah binatang paling cerdik di hutan raya. Kancil selalu selamat dari pemburu, atau makanan singa dan harimau. Terlebihnya harimau. Kancil merasa dirinya biasa-biasa saja, tapi dia juga sadar bahwa dia mudah untuk menipu orang dan binatang. Hewan-hewan di hutan raya juga senang meminta pertolongan pada kancil. Kancil sampai kelelahan untuk dimangsa harimau, dia pun pernah sampai ketiduran hingga matahari telah diatas kepalanya. Gajah, monyet, kelinci, dan tikus adalah sahabat akrab dan jail si kancil. Tapi jika laporan dan masalah dari hewan lainnya rumit, mereka juga membantu. “Kancil! Bangun!” kata monyet menguncangkan tubuh kancil yang masih terlelap. Kancil yang sedang berada di alam mimpi terbangun dengan kaget. “Ooh, monyet… ada apa?” tanya si kancil menguap lebar. “Ish, kancil. Kita kan harus melayani hewan-hewan!” monyet mengingatkan. Kancil pun terbangun, dan mereka berdua pergi ke tempat melayani hewan. Rupanya Gajah, Kelinci, dan tikus telah menunggu sambil melipat tangan di dada. Kancil masih mengantuk, karena semalam harimau mengejar untuk memangsanya. Untung ada si beruang yang takut dengan kancil. Dia selalu mengingatkan harimau dengan ucapan seperti ini jangan ganggu kanciil… Seekor kambing dan beberapa keluarganya datang ke batu yang besar, tempat kancil membantu mereka. Sebenarnya kancil niat-niat saja untuk membantu, tapi kenapa harus hari ini? “Selamat pagi kancil, gajah, kelinci, tikus, dan monyet.” Sapa kambing paling jantan dan paling tua. Suaranya serak, seperti belum mencicipi air. “Selamat pagi juga kambing, ada apa kamu membawa keluargamu?” tanya kancil sambil mengucek matanya yang gatal. “Begini, kancil dan semuanya. Kami keluarga kambing telah kekurangan makanan, apakah kau mau membantu kami mencarikan beberapa buah-buahan?” mohon sang kambing mewakili keluarganya. Karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan. Lalu, ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil menemukan aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil. Kancil berjalan mencari buah yang sudah masak dengan pohon yang dapat diambil dengan mudah. Karena monyet, gajah, kelinci, dan tikus juga ikut mencarikan makanan untuk keluarga kambing, pekerjaan kancil tak begitu rumit. Sesekali jika merasa capai, kancil beristirahat di bawah pohon yang sejuk atau sesekali di pinggir sungai. Dan jika dia masih haus dia bisa mencicipi lagi air dingin dan segar di sungai itu. “Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat.” Setelah rasa capainya hilang, Sang Kancil kembali menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya. Karena ini pekerjaan siang, sahabat-sahabat kancil juga sesekali beristirahat. Dan mencari makanan untuk persediaan warga lainnya. kancil mendapati buah belimbing berjatuhan yang sepertiga sudah busuk dengan gesit kancil mengambil keranjang yang mudah dibawa dan memasukkan belimbing itu kedalam keranjang. Saat dia mendapati buah duet yang ranum si kancil mendapat perhatian pada sebuah pohon di pinggir sungai yang berbuah merah berkilauan sepertinya kancil tak mungkin mendapati buah itu tanpa jembatan di sungai ini. Lagi pula tak mungkin kancil harus berenang melawan arus yang deras ini. “Hmm pasti lezat jika aku telah menikmatinya, tapi bagaimana ya caranya?” tanya si Kancil dalam hati sambil berpikir. Kancil berpikir mencari akal untuk mendapatkan buah itu. Rasanya tak sabar sekali, dia selalu berpikir keras jika itu keinginan yang dia pendam. Dia mendapati seekor buaya sedang berjemur di tebing sungai. Ya, itu kebiasannya. Memejamkan mata sambil menikmati sinar matahari yang menerpa tubuhnya. Ada satu buaya di tebing sungai itu. Kancil memiliki ide. “Aku akan menipu sang buaya bahwa raja Sulaiman akan mengundang untuk makan bersama dan memberi hadiah, tapi jika hanya satu buaya, mana mungkin! Apa aku suruh dia memanggil teman-temannya? Tapi aku takut jika nanti aku di makan” pikir sang kancil. Dia pun menghampiri buaya yang enak-enak dan rasanya mantap di bawah sinar matahari itu. Kancil jadi tidak enak untuk membangunkannya. “Buaya, oh buaya disini ada kancil, disana ada buaya maukah kamu bangun dan berbicara padaku?” sapa kancil sambil bernanyi riang. “Eh?” buaya kaget dan membuka mata satunya. “Kancil, ada apa?” tanya buaya hijau kecokiatan itu. “Begini buaya, raja Sulaiman menyuruhku untuk membagi undangan bahwa ada pesta makanan yang disajikan kerbau, kambing, rusa dan semuanya. Raja Sulaiman juga akan memberi hadiah, tapi masa kamu doang yang diundang yang lain dimana?” tanya kancil mencuri perhatian si buaya. “kupanggilkan dulu, sebentar.” kata Buayaa lalu masuk kedalam sungai memanggilkan teman-temannya, dan menjelaskan bahwa raja Sulaiman mengundang mereka ke istananya seperti yang dikatakan kancil tadi. “Hmmm … sudah semua?” tanya kancil kurang yakin. “Sudah, kancil cepat hitunglah tak sabar nih,” ungkap Buaya coklat yang berada di tengah-tengah. “Baiklah, tapi acaranya satu minggu lagi” kancil mengambil batok kelapa dan menghitung buaya dengan bernyanyi. “Satu, dua, tiga, jantan betina aku ketuk. Empat, lima, enam, buaya betina aku ketuk.” Semuanya pun ada enam dan si kancil akhirnya bisa memakan buah merah itu. Lezat bagaikan disurga. “Hei, tupai kau tak diundang?” tanya buaya pada tupai yang membawa buah ceri. “Acara sulaiman itu? Itu minggu lalu!” kata tupai jujur. Kancil pun tertawa “Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman’ Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya merasa marah dan malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilangkan di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah buahan yang sedang masak ranum itu. Pesan Moral dari Contoh Cerpen Fabel Dongeng Kancil dan Buaya adalah gunakan akal pikiranmu, jangan mudah putus asa. Di saat paling sulit sekahpun, dan masalah sesulit apapun pasti ada jalan keluarnya jika kita mau berusaha. Temukan Dongeng Fabel Anak Kisah Kancil Kecil terbaik lainnya pada posting Cerita Kancil Nyolong TimunSuatuhari si monyet datang menemui kancil, ternyata si monyet ingin meminjam beberapa makanan milik kancil. Tupai Duduk Termenung Di Dahan Pohon, Sambil Memandang Langit Yang Cerah. Cerita pendek dalam bahasa arab : Cerita anak anak singkat kali ini bercerita tentang si kancil dan si monyet. 21 juli 2018 dongeng cerita rakyat. Navigasi pos